Banda Aceh – Keuchik, Lam Ara Cut di Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Ismail Ibrahim, mengatakan tidak menerima bantuan apapun dari Badan Reintegrasi Aceh (BRA) untuk korban konflik di gampongnya. Jangankan barang, kabar tentang bantuan itu juga tidak pernah didengar.
“Hana teupu sapu kamoe (tidak tahu kami), sebab menyeuna ka lon teupu nyan (kalau misalnya ada saya tahu),” kata Ismail Ibrahim Seperti dilansir Ajnn, Jumat, (18/5/2024).
Pada 2023, BRA menganggarkan uang sebesar Rp 2,9 miliar untuk pengadaan mesin pencetak karung sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat korban konflik. Bantuan itu diserahkan kepada Kelompok Lampee.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun dalam daftar penerima bantuan, BRA sengaja tidak mencantumkan nama desa tempat kelompok penerima beralamat. Padahal di Kuta Malaka terdapat tiga gampong yang memiliki nama sama, yakni Gampong ini yaitu Lam Ara Cut, Lam Ara Eungkit dan Lam Ara Tunong.
Ismail sendiri tidak pernah mengetahui ihwal bantuan itu. Andai bantuan itu benar-benar diberikan, gampong itu tidak memiliki lokasi yang tempat untuk mendudukan mesin pencetak karung tersebut.
Keuchik Lam Ara Eungkit, Salman, juga mengatakan hal senada. Dia mengatakan tidak pernah mendengar adanya bantuan tersebut ke gampongnya. “Saya tidak tahu nama kelompok penerima itu (Kelompok Lampee),” kata Salman.
Bahkan Salman memastikan tidak ada bantuan apapun dari BRA meski di gampongnya terdapat anggota masyarakat yang menjadi korban konflik dan tercatat sebagai bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka.
Hal senada juga disampaikan Keuchik Lam Ara Tunong, Munawar Yusuf. Dia mengaku tidak pernah mendengar bantuan mesin pencetak karung yang diterima oleh warganya. “Pengadaan mesin cetak karung, itu yang tidak saya tahu,” kata Munawar.
Munawar mengaku menandatangani dokumen hibah dari lembaga lain saat gampong itu menerima bantuan traktor, tahun lalu. “Yang lain (saya) tidak tahu,” kata Munawar.(*)
Sumber:Ajnn
.