Kutacane, – Banjir melanda Kecamatan Bambel, Kabupaten Aceh Tenggara, pada hari Senin, 19 Agustus 2024, sekitar pukul 17.48 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi, menyebabkan debit air Sungai Lawe Kinga meningkat drastis.
Tak hanya itu, jembatan Kuning I di Desa Kuning I juga tersumbat, menambah parah situasi dengan meluapnya air sungai ke badan jalan lintas nasional Kutacane-Medan.
Menurut laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Aceh Tenggara, Eri I, kondisi ini menyebabkan jebolnya tanggul sungai sepanjang 20 meter. Akibatnya, air sungai meluber dan merendam lahan pertanian serta permukiman warga dengan ketinggian air yang bervariasi, mulai dari 10 hingga 50 cm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Banjir ini terjadi akibat kombinasi antara curah hujan yang tinggi, tersumbatnya jembatan Kuning I, dan pendangkalan di sekitar jembatan. Kondisi ini menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi jalan serta permukiman warga,” jelas Eri.
Tanggul yang jebol sepanjang 20 meter tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan, terutama di lahan pertanian yang terendam air. Selain itu, genangan air juga mengakibatkan terendamnya permukiman masyarakat, sehingga beberapa rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
selain itu BPBD Kabupaten Aceh Tenggara segera mengambil langkah cepat untuk menangani situasi ini. Mereka menurunkan satu unit excavator ke lokasi untuk melakukan pengerukan sungai di bagian jembatan yang tersumbat. Pengerukan ini diharapkan dapat mengurangi potensi banjir susulan dan memulihkan aliran air yang normal. Selain itu, tim BPBD juga melakukan penimbunan tanggul sungai yang jebol untuk mencegah meluasnya area yang terkena dampak banjir.
“Kami telah menurunkan satu unit excavator untuk melakukan pengerukan sungai di sekitar jembatan yang tersumbat, serta menimbun tanggul yang jebol. Langkah ini diambil untuk mencegah banjir susulan dan meminimalisir kerugian yang lebih besar,” kata Eri.
Banjir ini berdampak signifikan terhadap kehidupan warga setempat, terutama mereka yang bermukim di sekitar sungai dan memiliki lahan pertanian. Selain kerugian material, banjir juga berpotensi mempengaruhi pasokan pangan lokal, mengingat banyaknya lahan pertanian yang terendam air.
Saat ini, BPBD Kabupaten Aceh Tenggara terus memantau situasi di lapangan dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan adanya banjir susulan. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem yang mungkin masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat setempat diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak berwenang dalam upaya pemulihan pasca-banjir, serta menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah tersumbatnya saluran air yang dapat memperparah situasi. Dengan langkah cepat dan koordinasi yang baik, diharapkan dampak banjir ini bisa diminimalisir dan kondisi bisa segera pulih.(*)