Idi – Siswa di Gampong Naleung, Kecamatan Julok, Aceh Timur, siswa-siswa tetap berusaha hadir ke sekolah meskipun jembatan utama yang telah berusia puluhan tahun runtuh ke sungai hampir setahun yang lalu.
Mereka tidak berputus asa, para siswa mencari cara untuk mengatasi kendala ini dengan menyusuri sungai menggunakan rakit untuk sampai ke sekolah.
Kepala SMKN 1 Julok, Faisal, menjelaskan bahwa banyak siswa dari Desa Naleung mengalami hambatan dalam perjalanan ke sekolah akibat kerusakan jembatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para siswa harus menunggu air pasang agar bisa menyeberangi sungai dengan rakit. Situasi ini seringkali membuat mereka terlambat.
Tidak hanya siswa, kerusakan jembatan juga berdampak pada kehidupan sehari-hari warga, terutama dalam hal transportasi hasil panen dan produk perikanan.
Warga sementara menggunakan rakit tradisional yang dirakit dari sampan untuk menyeberangi sungai. Namun, kondisi ini memiliki tantangan besar karena rakit hanya mampu menampung beberapa orang sekaligus dan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan jembatan yang kokoh.
Muhammad Nasir, seorang warga Desa Naleung, mengungkapkan kekhawatirannya. Jembatan tersebut sangat penting bagi warga untuk pergi ke pasar dan sekolah.
Kini, mereka harus menghadapi risiko tinggi saat menyeberangi sungai dengan rakit, terutama saat arus deras.
Sekretaris Desa Gampong Naleung, Ridwan, telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperbaiki jembatan tersebut. .
“Kami sudah melaporkan kerusakan ini ke pemerintah kabupaten dan berharap agar pembangunan bisa dilakukan secepatnya. Jembatan ini adalah urat nadi perekonomian desa kami,” kata Ridwan.
Ridwan berharap agar proses perbaikan dapat dipercepat sehingga warga Desa Naleung tidak lagi harus menghadapi risiko tinggi saat menyeberangi sungai dengan rakit. Semoga kerusakan ini segera teratasi agar aktivitas warga dapat kembali normal.(*)
Sumber Berita : Prohaba