Migas Aceh Tergantung Gubernur Baru Jangan sampai terulang Lagi kesalahan di masa lalu

Senin, 20 Mei 2024 - 03:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Isuaceh.com, Banda Aceh – Aceh harus menyiapkan diri dengan baik dan tidak mengulangi kejadian PT Arun 40 tahun lalu. Ini sepenuhnya berada di bawah kepemimpinan gubernur baru nantinya.” HUMAM HAMID, Sosiolog Aceh

Aceh harus mempersiapkan diri dengan baik menjelang kembalinya era minyak dan gas (migas), menyusul temuan cadangan gas raksasa di lepas pantai Aceh. Jangan sampai terulang kembali kesalahan di masa lalu saat beroperasinya PT Arun. Dan ini akan sangat tergantung pada gubernur Aceh yang baru.

Hal itu disampaikan Sosiolog Aceh, Prof Dr Ir A Humam Hamid MA kepada Serambi, Sabtu (18/5/2024), menanggapi pertemuan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara, Rikky Rahmat Firdaus dengan Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, Jumat (17/5/2024). Dalam pertemuan itu, pihak SKK Migas menjanjikan pembagian kompensasi yang setimpal untuk Aceh dari kegiatan eksploitasi migas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Humam Hamid, kunjungan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut dan pihak Mubadala Energi yang menjumpai Pj Gubernur Aceh merupakan awal dari babak baru eksploitasi migas skala raksasa di Aceh. “Kunjungan itu harus dimaknai sebagai pemberitaan resmi bahwa perusahaan itu (Mubadala Energi) segera akan memulai pekerjaan besar di lepas pantai Aceh,” katanya.

Baca Juga:  Dinsos Aceh Berikan Bantuan Masa Panik untuk Kebakaran di Dayah Babun Najah

Mengutip penjelasan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Humam Hamid menyebutkan bahwa proses konstruksi eksploitasi Mubadala Energi diperkirakan baru akan beroperasi penuh lima atau enam tahun lagi dari sekarang. Oleh karena itu, Aceh harus menyiapkan diri dengan baik, terutama untuk memastikan bahwa provinsi ini akan mendapatkan keuntungan dan manfaat yang optimal dari rezeki sumber daya alam itu.

“Aceh harus menyiapkan diri dengan baik, dan tidak mengulangi kejadian PT Arun 40 tahun lalu. Ini artinya, pekerjaan persiapan daerah menyongsong eksploitasi Mubadala itu sepenuhnya berada di bawah kepemimpinan gubernur baru nantinya,” jelas Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) ini.

Humam Hamid lalu menyebutkan sejumlah isu penting yang perlu mendapat perhatian terkait akan dilakukannya kegiatan eksploitasi migas ini.

1. yaitu isu shorebase (pusat logistik). Apakah nantinya tetap memakai kilang Arun atau membangun kilang baru di kawasan baru seperti Krueng Raya Aceh Besar, Batee Pidie, atau Batee Gulungku Bireuen.

2. Lanjutnya, yaitu persoalan penyiapan tenaga kerja, baik pada masa konstruksi, eksaplorasi off shore, maupun di kilang LNG. “Ini sangat serius, tentu saja mesti koordinasi dengan PPSDM Migas di Cepu, USK, Unimal atau lembaga pelatihan migas lainnya. Tentu saja dibutuhkan kolaborasi antarlembaga. Pemda juga perlu membuat kesepahaman dengan Mubadala dan SKK Migas tentang komitmen SDM Daerah ini,” jelas Humam.

Baca Juga:  Kasdim 0101/KBA Hadiri Pembukaan Sosialisasi Jiwa Semangat Nilai-Nilai Juang 1945

3. Sambung Prof Humam Hamid, perlu dipersiapkan rencana besar pembangunan industri hilir petrokimia, baik di eks kawasan PT Arun maupun di kawasan baru. Keempat, perlu dicari cara untuk melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD) dalam beberapa bidang yang memungkinkan, dan kelima, perlu penyiapan dengan sangat baik keterlibatan pengusaha daerah yang profesional di bidang industri hulu migas/vendor, yang nantinya akan berbasis sertifikat profesional.

“Itu artinya tugas gubernur baru nanti akan sangat menentukan. Jadi tidak boleh kaleng-kaleng. Gubernur baru harus benar-benar komit. Ini kan (eksploitasi migas) 5 tahun lagi. Jadi dari sekarang Aceh sudah harus menyusun langkah-langkah utama ini,” ujar Humam Hamid.

Gubernur Aceh yang baru, sambung dia lagi, harus benar-benar paham akan posisi dan peran pentingnya. Jangan malu untuk bertanya dan belajar jika memang tidak paham. “Jangan sampai nanti pihak SKK Migas atau Mubadala Energi cekikikan di belakang saat berbicara dengan gubernur.

Jangan nanti mereka anggap gubernur kita bodoh. Makanya kalau tidak tahu ya belajar, terutama tentang posisi dan peran penting gubernur,” pungkas Prof Humam Hamid.(*)

Sumber: Serambi

Berita Terkait

Polda Aceh bagikan paket kebutuhan pokok kepada lansia
100 Kilogram Tembaga di ‘Tugu Pena’ Simpang Mesra Ludes Dijarah Maling
Jelang Ramadhan 1446 H, Dandim Kota Banda Aceh Serahkan 9 Ekor Sapi untuk Meugang
Gaji Seluruh Tenaga Kontrak Pemerintah Aceh Cair
Peneliti Bahasa BRIN sebut bahasa Aceh dalam status terancam punah
Dandim Banda Aceh Kawal Pelaksanaan PSU di Gampong Merduati dengan Penuh Kesiapan
Dandim Kota Banda Aceh Dorong Sinergi Maksimal untuk Sukseskan Pilkada 2024
Tiga Warga di Banda Aceh Meninggal Dunia Saat Masuk dalam Penampungan Air

Berita Terkait

Jumat, 7 Maret 2025 - 19:29 WIB

Polda Aceh bagikan paket kebutuhan pokok kepada lansia

Sabtu, 1 Maret 2025 - 16:09 WIB

100 Kilogram Tembaga di ‘Tugu Pena’ Simpang Mesra Ludes Dijarah Maling

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:26 WIB

Jelang Ramadhan 1446 H, Dandim Kota Banda Aceh Serahkan 9 Ekor Sapi untuk Meugang

Kamis, 27 Februari 2025 - 01:06 WIB

Gaji Seluruh Tenaga Kontrak Pemerintah Aceh Cair

Rabu, 26 Februari 2025 - 19:26 WIB

Peneliti Bahasa BRIN sebut bahasa Aceh dalam status terancam punah

Minggu, 1 Desember 2024 - 05:02 WIB

Dandim Banda Aceh Kawal Pelaksanaan PSU di Gampong Merduati dengan Penuh Kesiapan

Minggu, 24 November 2024 - 18:37 WIB

Dandim Kota Banda Aceh Dorong Sinergi Maksimal untuk Sukseskan Pilkada 2024

Minggu, 24 November 2024 - 17:49 WIB

Tiga Warga di Banda Aceh Meninggal Dunia Saat Masuk dalam Penampungan Air

Berita Terbaru

Polwan Polda Aceh membagikan kebutuhan pokok kepada warga lanjut usia di Banda Aceh, Jumat (7/3/2025). ANTARA/HO-Bidhumas Polda Aceh

Banda Aceh

Polda Aceh bagikan paket kebutuhan pokok kepada lansia

Jumat, 7 Mar 2025 - 19:29 WIB