Bireuen – Seorang guru di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ummul Ayman, Samalanga, Bireuen, Tgk Abdul Hamid Lc MAg, Kamis (18/7/2024) meluncurkan buku volume ke 3 dari serial bukunya Umat
Bertanya, Waled Menjawab. Buku ketiga mengangkat tema Cinta dan peranannya dalam kehidupan manusia.
Tim Pengembangan Dakwah Ummul Ayman, Tgk Aidil Adhaa kepada Serambinews.com, Sabtu (20/7/2024) mengatakan, Tgk Abdul Hamid yang juga Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) di STIS
Ummul Ayman merupakan salah seorang teungku dayah yang produktif dalam menulis.
Buku tersebut merupakan karya ke-8 dari semua bukunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Tgk Abdul Hamid, buku tersebut merupakan lanjutan dari volume I dan II dari pemikiran Waled Nuruzzahri. Bedanya pada volume ini membidik pemikiran Waled dalam aspek cinta.
“Cinta menjadi simbol dalam mewujudkan pemeluk agama yang humanis, menjadi perekat dalam melahirkan persatuan bangsa dan menjadi patron dalam mengikis embrio-embrio anarkisme dalam bernegara,” ungkap mahasiswa Islamic World Research and Studies Institute, Afrika ini.
Cinta adalah sesuatu yang sangat sulit didefinisikan dan ditafsirkan.
Maka oleh karena itu, menurut Waled sebagaimana disampaikan Tgk Aidil, segala sesuatu yang dapat melahirkan kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kasih sayang adalah cinta.
Karena lautan cinta semakin diselami akan semakin dalam, seperti disebutkan Ibn Hazm Andalusi ketika membicarakan perihal cinta, “cinta ibarat permata yang memancarkan cahaya dari setiap sudutnya. Manusia hanya mampu mendefinisikan cinta lewat pancaran cahaya dari sudut-sudut itu.”
Tgk Aidil menambahkan, karya cinta tersebut adalah sebuah catatan yang sangat serius diminta oleh Waled untuk ditulis.
Buku ini seharusnya sudah terbit lebih awal dari jadwal terbitnya sekarang.
Ketika Waled pertama kali mengutarakan keinginannya untuk ditulis pemikiran beliau dalam aspek cinta di Vol III ini di usianya yang senja, Abdul Hamid langsung teringat kepada sosok Syekh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi, ulama yang dikagumi yang sangat berpengaruh di Timur Tengah abad 21.
Abdul Hamid mengatakan, buku pertama yang ditulis Al-Buthi adalah buku tentang cinta, yaitu “mamo-zein”, sebuah novel tentang kisah sepasang anak manusia yang disemai di bumi dan tumbuh bersemi di langit, saat merampungkan karya ini, Al-Buthi masih sangat muda.
Dan buku terakhir yang ditulis Al-Buthi juga tentang cinta, yaitu “Al-Hubbu fi al-Quran wa Daur al-Hubbi fi Hayat al-Insan”, sebuah buku yang mengupas tentang makna cinta dalam Alquran melalui kalam yang Qadim. Ini adalah karya terakhir Al-Buthi, pada saat merampungkan karya ini beliau sudah sangat sepuh, setelah karya ini terbit, Al-Buthi meninggal dunia.
Hal yang sama dengan Al-Buthi, di usia yang sudah senja telah mencapai puncak pemahaman tentang cinta, Waled meminta untuk ditulis pemikirannya tentang cinta.
Mudah-mudahan buku ini bukan karya terakhir ulama kharismatik kita ini. Semoga pemikiran keindahan cinta ini bisa menjadi patron masyarakat dalam beragama dengan penuh kedamaian dan moderat,” tutup Abdul Hamid. (*)