Bireuen, – Jalan alternatif atau jalan darurat untuk memudahkan warga melintas kawasan Uteun Bunta Peusangan, Cot Jrat, Kota Juang Bireuen karena jembatan putus dampak banjir awal Januari 2023 lalu akan ditutup pemilik tanah.
Jalan alternatif sepanjang 100 meter lebih milik warga desa setempat yang telah digunakan sejak jembatan putus sampai sekarang.
Keuchik Uteun Bunta, Anwar Yusuf kepada Serambinews.com, Rabu (24/7/2024) mengatakan, satu jembatan permanen di Desa Uteun Bunta, Peusangan menghubungkan ke Desa Cot Jrat, Kota Juang dan menjadi sarana utama warga berbagai desa termasuk siswa sudah setahun lalu ambruk, namun belum ada tanda-tanda dibangun kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan jalan darurat di kebun warga yang selama ini digunakan masyarakat akan ditutup pada Desember 2024.
“Kami masyarakat dan perangkat desa berharap Pemkab Bireuen segera membangun jembatan baru, apabila tidak
dibangun pemilik tanah sudah menyampaikan akan menutup jalan alternatif tersebut,” katanya.
Anwar mengatakan, pemilik tanah memberikan waktu sampai Desember 2024, jika jalan alternatif atau jalan darurat ditutup tidak ada akses jalan lain yang bisa dilalui masyarakat menuju ke Kecamatan Jeumpa dan Kota Bireuen.
“Kami sudah melihat jalan keluarnya, apabila jalan ditutup dan tidak ada lokasi lain yang bisa dibangun jembatan darurat karena alur sungai sampai 15 meter lebarnya. Kami mengharapkan Pemkab Bireuen segera membangun jembatan beton yang telah ambruk itu,” ujar Anwar.
Sejak ambruknya jembatan Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan yang tembus ke Uteun Reutoh, Cot Jrat, Buket Teukuh, Kecamatan Kota Juang tersebut, masyarakat membawa hasil panen sangat jauh, harus berputar jalan.
Bahkan, selama ini masyarakat juga sudah mengeluh, sebab ongkos angkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari Rp 150 rupiah per-kilogram naik Rp 250 rupiah per-kilogram karena jauh melintas.
Sedangkan jalan alternatif selama ini menjadi jalur lintas anak sekolah dan masyarakat baik dari Uteun Bunta dan gampong sekitarnya, karena melewati jalan itu lebih dekat jarak tempuh menuju ke Kota Bireuen dan pasar induk Cureh menjual sayur mayur.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen, Afwadi menjelaskan, ada tiga jembatan yang terdampak banjir tahun 2023 lalu.
Tiga paket jembatan itu satu di Gampong Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan, dua paket di Gampong Bantayan dan Nase Barat, Kecamatan Pandrah.
“Tiga jembatan itu sudah kita usul kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” ujarnya.
Kegiatannya saat ini sudah berproses di BNPB menunggu review oleh Irjen BNPB setelah itu akan dilakukan penandatanganan naskah perjanjian hibah antara BNPB dengan pemerintah Kabupaten Bireuen.
“Harapan kita anggaran untuk membangun jembatan tersebut bisa terealisasi tahun ini karena proses kita dari daerah sudah selesai,” kata Afwadi.(*)