Sigli, – Industri peci dan baju khas Aceh di kelurahan Garot, kecamatan indrajaya, Pidie, kian melesu. Para penjual mengaku jumlah pembeli semakin sepi. Kondisi ini dikarenakan para wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut kian minim.
Hal itu dikatakan Owner usaha industri pakaian adat Aceh Jumadin ST, kepada Atjehwatch.com, Senin 19 Agustus 2024.
Dikatakan Jumadin, home industrinya dengan merek dagang “Meusyeuhu” di Garot dikerjakan oleh pengrajin lokal secara alami atau melalui proses pembuatan rajut tangan (handmade).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dibuatkan oleh pengrajin masyarakat setempat dan sekitar dengan proses pembuatan rajut tangan (handmade) terdiri dari lansia, dewasa dan remaja. Dalam satu peci menghabiskan waktu tiga hari dikelola oleh tiga pengrajin,” kata Jumadin.
Dijelaskan Jumadin, pemerintah harus hadir dalam home industri masyarakat dengan mempromosikan produk lokal agar perekonomian masyarakat hidup khususnya di kabupaten Pidie.
“Saya selaku pengusaha muda yang berkeinginan memajukan daerah lewat karya-karya home industri agar masyarakat pengrajin semakin giat dengan lakunya kerajinan tangan masyarakat ingin berkolaborasi dengan pemerintah dengan berkampanye ke berbagai daerah, baik ditingkat nasional maupun internasional agar mereka bisa berkunjung ke Aceh, tertarik ke Pidie untuk mengunjungi home industri kerajinan masyarakat kita,” Jelas Jumadin.
“Kita berharap kedepan pemerintah harus lebih inovatif dalam membangun tata kelola Aceh.”
“Kalau ingin Aceh lebih unggul dari aspek manapun, terkhusus bidang kerajinan masyarakat lokal yang perlu dipromosikan,” ujar Jumadin.
Jumadin mempunyai visi dan misi membawakan daerah lebih unggul dan produktif demi peningkatan ekonomi mengapai kesejahteraan. (*)