Lhokseumawe, – Penampungan Pengungsi Rohingya di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Kecamatan Blang Mangat, kelebihan kapasitas. Gedung seharusnya mampu menampung hanya 300 orang, kini sudah dihuni 419 jiwa.
Amatan di lokasi penampungan petugas menyediakan dua tenda darurat Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), sebagai tempat penampungan sementara 142 jiwa imigran Rohingya baru tiba dari Sabang kemarin, 20 Juli 2024. Bahkan sejumlah barang-barang milik pengungsi tersebut terlihat tersusun di luar tenda
Field Associate UNHCR Indonesia, Ari Nainggolan mengatakan total jumlah pengungsi ditampung saat ini di bekas Kantor Imigrasi sebanyak 419 jiwa. Terdiri dari 213 perempuan dan 206 laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan penambahan 142 jiwa imigran Rohingya dari Sabang, penampungan ini sudah kelebihan kapasitas,” kata Ari kepada awak media, Minggu, 21 Juli 2024.
Ari menambahkan dengan kondisi kelebihan kapasitas menimbulkan kekhawatiran bagi UNHCR. Sebab, takut terjadi konflik antar sesama pengungsi, ditambah minimnya staf di lokasi pengungsian sehingga kesulitan memonitor di dalam dan sekitar area penampungan.
“Kita tetap berkoordinasi dengan pemerintah mencari alternatifnya. Jika ada satu tempat lain untuk menampung, dan memungkinkan mereka dipisahkan serta dibagi menjadi dua tempat,” ujar Ari.
Pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih, fasilitas kesehatan ditanggung oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Sementara edukasi difasilitasi oleh sejumlah NGO atau lembaga lokal.
“Saat ini ada sembilan imigran Rohingya sedang hamil, pemeriksaan kesehatan dan cek rutin ke rumah sakit diprakarsai oleh IOM. Apalagi di sini sudah tersedia klinik,” kata Ari.
Ari mengatakan berdasarkan data diterimanya jumlah pengungsi yang kabur dari bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe sebanyak 30 orang. Sejumlah faktor memaksa mereka meninggalkan tempat penampungan tersebut.
“Banyak pihak tidak bertanggung jawab mencari keuntungan dengan kondisi saat ini. Sehingga merayu pengungsi untuk meninggalkan penampungan, khususnya perempuan dan anak-anak,” ucap Ari. (*)