Banda Aceh – Sebanyak 184 pengungsi Rohingya kembali terdampar di Aceh Besar. Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto menyebut para pengungsi Rohingya tersebut dengan istilah penyusup yang tidak semestinya masuk ke wilayah Indonesia.
“Kita berharap agar jajaran teritorial kelautan untuk lebih mewaspadai keberadaan penyusup Rohingya itu, karena mereka adalah pendatang ilegal yang tak semestinya masuk ke wilayah RI, khususnya Aceh,” kata Iswanto dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (9/1/2023).
Iswanto menyebutkan, Pemkab Aceh Besar telah melaporkan kedatangan 184 pengungsi Rohingya tersebut ke Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, imigrasi serta pihak terkait. Pihaknya juga telah menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk para ‘manusia perahu’.
Bantuan yang diserahkan di antaranya kain panjang 80 lembar, baju anak laki – laki 25 potong, baju anak perempuan 18, daster 80, air mineral dan kue. Bantuan itu disalurkan Dinas Sosial Aceh Besar.
“Pemkab Aceh Besar hanya sebatas misi kemanusiaan dan kedaruratan,” jelasnya. Saat ini, ke-184 imigran tersebut ditampung sementara di gedung milik Dinas Sosial Aceh di Ladong, Aceh Besar.
Di lokasi penampungan itu juga ada 57 Rohingya yang terdampar pada Minggu 25 Desember 2022 lalu. “Ini adalah rombongan kedua, setelah dua pekan lalu rombongan penyusup Rohingya juga telah ditampung di UPTD Dinsos,” jelasnya
Sebelumnya, sebanyak 184 imigran Rohingya terdampar di Kuala Gigieng, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh. 40 orang di antaranya masih anak-anak.
“Mereka terdampar pukul 14.30 WIB,” kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi Irwan Ramli kepada wartawan di lokasi, Minggu (8/1). Menurutnya, pengungsi Rohingya yang terdampar terdiri dari 69 laki – laki dewasa, 75 perempuan dewasa, 22 anak laki-laki dan 18 orang anak perempuan. []
